Minggu, 25 Maret 2012

konsep ibd dalam kesusastraan


Ilmu Budaya Dasar secara sederhana adalah pengetahuan yang diharapkan mampu memberikan pengetahuan dasar dan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan . Suatu karya dapat saja mengungkapkan lebih dari satu masalah, sehingga ilmu budaya dasar bukan ilmu sastra, ilmu filsafat ataupun ilmu tari yang terdapat dalam pengetahuan budaya, tetapi ilmu budaya dasar menggunakan karya yang terdapat dalam pengetahuan budaya untuk .
Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep.

Pokok-pokok yang terkandung dari beberapa devinisi kebudayaan
1. Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beragam
2. Kebudayaan didapat dan diteruskan melalui pelajaran
3. Kebudayaan terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi
4. Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat,
budaya daerah dan budaya nasional

Ilmu Budaya Dasar Merupakan Pengetahuan Tentang Perilaku Dasar-Dasar Dari Manusia. Unsur-unsur kebudayaan
1. Sistem Religi/ Kepercayaan
2. Sistem organisasi kemasyarakatan
3. Ilmu Pengetahuan
4. Bahasa dan kesenian
5. Mata pencaharian hidup
6. Peralatan dan teknologi

Karya sastra adalah penjabaran abstraksi,namun filsafat yang menggunakan bahasa juga disebut abstrasi. Maka abstrak adalah cinta kasih,kebahagian,kebebasan dan lainnya yang digarap oleh filsafat. Dalam kesusastraan IBD dapat dihubungkan ...
meliputi: Bahasa, Agama, Kesusastraan, Kesenian dll. Mengikuti pembagian ilmu pengetahuan seperti tersebut diatas maka Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Budaya Dasar adalah satuan pengetahuan yang dikembangkan sebagai usaha pendidikan. Konsep-konsep social dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan utntuk mempelajari masala-masalah social yang dibahas dalam ilmu pengetahuan sosial, contohnya: Keanekaragaman dan konsep kesatuan sosial bertolak .
Tanpa ada maksud menciptakan dikotomi dalam kesusastraan, ada perbedaan antara literatur biasa dengan sastra. Sastra memiliki sense of love yang lebih representatif. Sebagai contoh, literatur ekonomi dapat saja mencatat angka-angka … Ada benang merah yang menyatukan konsep kebudayaan kita. Tidak heran apabila para pendiri bangsa mampu melebur diri dalam Bhineka Tunggal Ika. Kearifan budaya lokal masih kuat.


Manusia dan kebudayaan


Manusia Indonesia dan Kebudayaan
Manusia Indonesia dalam hal kebudayaan saat ini mengalami berbagai rintangan dan halangan untuk menerima serbuan kebudayaan asing yang masuk lewat Globalisasi (perluasan cara-cara sosial melalui antar benua). Dalam hal ini teknlogi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonedia turut merobah cara kebudayaan Indonesia tersebut baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke Barat-baratan (westernisasi). Hal tersebut terlihat dengan seringnya remaja/i Indonesia keluar-masuk pub, diskotik dan tempat hiburan malam lainnya berikut dengan berbagai perilaku menyimpang yang menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota besar dan metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus penyimpangan seperti penyalah gunaan zat adiktif, berbagai bentuk kategori pelacuran dan ‘western’ lainnya tak lepas dari ketidak mampuan manusia Indonesia dalam beradaptasi sehingga masih bersikap ‘conform’ dan ‘latah’ terhadap kebudayaan asing yang melenyapkan inovasi dalam beradaptasi dengan budaya asing sehingga melahirkan bentuk akulturasi. Bila dikaji dengan teliti hal tersebut mungkin dikarenakan ciri-ciri manusia Indonesia lama yang masih melekat seperti percaya mitos dan mistik, sikap suka berpura-pura, percaya takhyul yang dimodifikasi, konsumerisme, suka meniru, rendahnya etos kerja dan lain sebagainya bisa jadi mengakibatkan terhambatnya akulturasi (percampuran dua/lebih kebudayaan yang dalam percampurannya masing-masing unsurnya lebih tampak). Sikap etnosentrime (kecenderungan setiap kelompok untuk percaya begitu saja akan keunggulan/superioritas kebudayaannya sendiri dan sikap senosentrisme (sikap yang lebih menyenangi pandangan/produk asing) merupakan hal selanjutnya yang dapat menghambat terwujudnya kebudayaan nasional untuk kemajuan bangsa dan negara.
Sepertinya, sudah saatnya manusia Indonesia berikut dengan berbagai kebudayaan daerahnya yang ada melakukan suatu bentuk adaptasi yang sifatnya inovasi/pembaruan dengan budaya Barat/asing seperti dalam hal kesenian dimana instrumen musik tradisional dipadukan dengan instrumen modern (alat-alat band dengan teknologi komputernya) maupun perawatan berbagai benda kebudayaan dengan teknologi asing yang ada sehingga akulturasi dapat diwujudkan.
Selain itu, pengaruh media komunikasi seperti Televisi, radio, Internet sangat besar dampaknya dalam hal cara pandang manusia Indonesia terhadap ras. Sinetron-sinetron maupun film yang ditayangkan di Televisi dan bioskop yang memvisualisasikan dan mensosialisasikan gaya hidup ras Caucasoid (orang Eropah) turut mempengaruhi cara pandang manusia Indonesia terhadap budayanya sehingga tidak timbul kesadaran untuk mempelajari tindakan sosial dan sebaliknya. Dalam hal ini manusia Indonesia sepertinya lebih mengagung-agungkan/memuja ras Caucasoid berikut dengan gaya hidupnya dan menjadikannya sebagai kelompok acuan (umumnya oleh kaum perempuan) sehingga secara tak langsung mempengaruhi akal dan intelegensi, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku manusia Indonesia sehingga terkendala dalam memajukan kebudayaannya sendiri.
http://drajat45freeman.wordpress.com/2011/04/03/manusia-dan-kebudayaan/

Pengertian IBD


1. Pengertian Budaya Dasar
Ilmu budaya dasar adalah suatu ILMU yang mempelajari tentang dasar-dasar Kebudayaan, Dan Budaya memang merupakan salah satu jiwa dari nilai-nilai yang ada di masyarakat .
Secara umum pengertian kebudayaan adalah merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.
Pokok-pokok yang terkandung dari beberapa devinisi kebudayaan
1.Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beragam
2.Kebudayaan didapat dan diteruskan melalui pelajaran
3.Kebudayaan terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi
4. Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat, budaya daerah dan budaya nasional
Latar belakang ilmu budaya dasar
latar belakang ilmu budaya dasar dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:
1. Kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan.
2. Proses pembangunan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini akan timbul konflik dalam kehidupan.
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi-segi positifnya, juga memiliki segi negatif akibat dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi resah dan gelisah.

Berikut pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli :
1. E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain. Serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat .
2. R. Linton dalam bukunya yang berjudul The Cultural background of personality menyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari sebuah tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur pembentuknya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu .
3. Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
4. Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
5. Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
6. Bronislaw Malinowski, Adalah keseluruhan kehidupan manusia yang integral yang terdiri dari berbagai peralatan dan barang-barang konsumen, berbagai peraturan untuk kehidupan masyarakat, ide-ide dan hasil karya manusia, keyakinan dan kebiasaan manusia.
7. C. Klukhuahn dan W. H. Kelly, mencoba merumuskan definisi kebudayaan sebagai hasil tanya jawab dengan para ahli antropologi, sejarah, hukum, psikologi yang implisit, eksplisit, rasional, irasional terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia.
8. Dawson dalam buku Age Of The Gods mengatakan bahwa kebudayaan adalah cara hidup bersama (Culture is common way of life)
9. J. P. H. Dryvendak mengatakan bahwa kebudayaan adalah kumpulan dari cetusan jiwa manusia sebagai yang beraneka ragam berlaku dalam suatu masyarakat tertentu.
10. Takdir Alisyahbana, mengatakan kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir.
alamat web :   Http://edisugiartonos.blogspot.com/2011/10/tugas-ibd-part-1-pengertian-ibd-dan.html
2. Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Secara umum tujuan IBD adalah Pembentukan dan pengembangan keperibadian serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungan, khususnya gejala-gejala berkenaan dengan kebudayaan dan kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan budaya dapat diperluas. Jika diperinci, maka tujuan pengajaran llmu Budaya Dasar itu adalah:
1.Lebih peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, scrta lebih bertanggung jawab terhadap masalah-masalah tersebut.
2.Mengusahakan kepekaan terhadap nilai-nilai lain untuk lebih mudah menyesuaikan diri.
3.Menyadarkan mahasiswa terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, hormat menghormati serta simpati pada nilai-nilai yang hidup pada masyarakat.
4.Mengembangkan daya kritis tcrhadap pcrsoalan kemanusiaan dan kebudayaan.
5.Memiliki latarbelakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia.
6.Menimbulkan minat untuk mendalaminya.
7.Mcndukung dan mcngcmbangkan kebudayaan sendiri dengan kreatif.
8.Tidak terjerumus kepada sifat kedaarahan dan pengkotakan disiplin ilmu.
9.Menambahkan kemampuan mahasiswa untuk mcnanggapi masalah nilai-nilai budaya dalam masyarakat Indonesia dan dunia tanpa terpikat oleh disiplin mereka.
10.Mempunyai kesamaan bahan pembicaraan, tempat berpijak mengenai masalah kemanusiaan dan kebudayaan.
11.Terjalin interaksi antara cendekiawan yang berbeda keahlian agar lebih positif dan komunikatif.
12.Menjembatani para sarjana yang berbeda keahliannya dalam bertugas menghadapi masalah kemanusiaan dan budaya.
13.Memperlancar pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang yang ditangani oleh berbagai cendekiawan.
14.Agar mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun.
15.Agar mampu memenuhi tuntutan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dharma pendidikan.
alamat web : http://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-sim/modul-ibd/ ( TUJUAN ILMU BUDAYA )

3. Cabang – cabang Ilmu yang berhubungan dengan Ilmu  Budaya Dasar
Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
a. Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince ). Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitian 100 5 benar dan 100 5 salah.
b. Ilmu-ilmu sosial ( social scince ) . ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100 5 benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia initidak dapat berubah dari saat ke saat.
c. Pengetahuan budaya ( the humanities ) bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataankenyataanyang bersifat unik, kemudian diberi arti. Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disilpin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai hiding keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dll. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain IBD menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan.
alamat web : http://anovianto.wordpress.com/2010/02/23/makalah-ilmu-budaya-dasar/

Senin, 09 Januari 2012

sejarah pertenakan di indonesia


Di zaman kerajaan-kerajaan tua di Indonesia usaha peternakan belum banyak di ketahui. Beberapa petunjuk tentangmamfaat ternak di zaman itu serta perhatian pemerintah kerajaan terhadap bidang peternakan telah muncul dalam berbagai tulisan  prasasti atau dalam kitab-kitab cina kuno yang diteliti dan dikemukakan oleh para ahli sejarah. Sangat menarik apa yang dikatakan oleh para ahli sejarah tentang kegunaan ternak di zaman kerajaan-kerajaan Taruma Negara, Sriwijaya, Mataram, Kediri, Sunda, Bali dan Majapahit. Ternak di zaman kerajaan-kerajaan tua ini telah memilki tiga peranan penting dalam masyarakat dan penduduk, uaitu sebagai perlambang status social, misalnya sebagai hadiah Raja kepada penduduk atau pejabat yang berjasa kepada raja. Peranan kedua adalah sebagai barang  niaga atau komoditi ekonomi yang sudah diperdagangkan atau dibarter dengan kebutuhan hidup yang lainnya. Dan peranan ketiga adalah sebagai tenaga pembantu manusia baik untuk bidang pertanian maupun untuk bidang transportasi.

Tarumanegara

 Kerajaan yang berpusat di jawa barat ini telah member perhatian terhadap ternak, terutama ternak besar. Hal ini terdapat pada prasasti batu. Pada upacara pembukaan saluran Gomati yang dibuat sepanjang sebelas kilometre, Raja Purnawarman yang memerintah Tarumanegara dimasa itu telah menghadiahkan seribu ekor sapi kepada kaum Brahmana dan para tamu kerajaan.

Sriwijaya

 Salah satu kegemaran penduduk Sriwijaya adalah permainan adu ayam. Oleh karena itu ternak ayam sudah mendapat perhatian. Disamping itu ternak babi juga banyak dipelihara oleh penduduk. Sebagaimana kita tahu bahwa kerjaan Sriwijaya sangat luas daerah kekuasaanya dimasa itu. Terdapat petunjuk bahwa ternak kerbau dan kuda sudah diternakkan diseluruh kerajaan Sriwijaya. Ternak sapi baru terbatas di pulau Jawa, Sumatra dan Bali.

Mataram

 Ternak sapid an kerbau adalah dua jenis ternak besar yang memperoleh perhatian raja-raja Mataram pada abadke VIII Masehi. Kedua jenis ternak ini memilki hubungan erat dengan pertanian, disamping perlambang status. Pada tulisan prasasti Dinaya diceritakan bahwa diwaktu peresmian sebuah area didesa Kanjuruhan dalam tahun 760 SM, Raja Gayana yang memerintah Kerajaan Mataram dimasa itu telah menghadiahkan tanah, sapi, dan kerbau kepada para tamu kerajaan dan kepada kaum Brahmana. Terlihat disini, bahwa hadiah kerajaan dalam bentuk ternak, memiliki kesamaan dengan apa yang dilakukan oleh raja Purnawarman dari kerajaan Tarumanegara.

Kediri

 Kediri adalah suatu kerajaan yang rakyatnya makmur dan sejahtera, karena kerajaan ini telah memajukan berbagai bidang kehidupan termasuk peternakan. Hal ini terdapat di dalam kitab Cina Ling-wai-tai-ta yang disusun oleh Chou-K’u-fei dalam tahun 1178 M. dikatakan bahwa rakyat kerajaan Kediri hidup dalam kemakmuran dan kesejahteraan karena pemerintah kerajaan memperhatikan dan memajukan bidang pertanian, peternakan, perdagangan dan penegakan hokum.
Sunda

 Dimasa kerajaan sunda, kita mulai mengetahui adanya tataniaga ternak. Hal ini disebabkan berkembangnya 6 kota pelabuha di daerah kekuasaan Kerajaan Sunda, yaitu : Bantam, Pontang, Cigede, Tamgara, Kalapa dan Cimanuk. Hasil pertanian termasuk peternakan sangat ramai diperdagangkan dikota-kota pelabuhan ini.

 Semua ini diceritakan dalam buku petualang Portugis, tome Pires. Dikatakan bahwa kemakmuran kerajaan Sunda terlihat dari hasil pertanian yang diperdagangkan dikota-kota pelabuhan, meliputi : lada, sayur-mayur, sapi ,kambing, domba, babi, tuak dan buah-buahan.

 Karena kerajaan sunda juga memajukan kesenian dan permainan rakyat di waktu itu, maka terdapat petunjuk bahwa permainan rakyat adu-domba telah berkembang dizaman kerajaan sunda.
Bali 

 Di zaman kerajaan Bali, kita mulai mengetahui adanya penggunaan tanah penggembalaan ternak atau tanah pangonan. Rakyat kerajaan Bali di zaman pemerintahan raja Anak Wungsu ( 1049-1077 M), memohon kepada raja untuk dapat menggunakan tanah milik raja bagi tempat penggembalaan ternak, karena tanah milik mereka tak dapat lagi menampung ternak yang berkembang begitu banyak. Semua jenis ternak yang telah diternakkan oleh penduduk kerajaan Bali. Yaitu : kambing, kerbau, sapi, babi, kuda, itik, ayam dan anjing. Raja anak wungsu mengangkat petugas kerajaan untuk mengurus ternak kuda milik kerajaan  (Senapati Asba ) dan petugas urusan perburuan hewan (Nayakan).

 Dimasa kerajaan Bali inilah ternak Sapi Bali yang sangat terkenal dewasa ini, mulai berkembang dengan baik.

Majapajit

 Di zaman kerajaan Majapahit kuta mulai diperkenalkan dengan teknologi Luku yang ditarik sapid an kerbau. Penggunaan tenaga ternak sebagai tenaga tarik pedati dan gerobak meliputi ternak kuda, sapid an kerbau. Hasil pertanian melimpah sehingga rakyat Majapahit hidup makmur dibawah pemerintahan raja Hayam Wuruk dan Maha Patih Gajah Mada.
Kerajaan-kerajaan di Pulau Sumatera, jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa, yang berada di bawah kekuasaan majapahit juga meniru teknik pertanian sawah dengan penggunaan tenaga ternak dari kerjaan majapahit. Namun penggunaan ternak sebagai tenaga tarik sudah meluas keseluruh daerah kekuasaan majapahit lainnya di Nusantara.

Menjelang berakhirnya kerajaan Majapahit belum mendapat petunjuk bahwa teknologi luku dengan ternak sapid an kerbau sebagai tenaga tarik sudah masuk ke Kalimantan, Sulawesi dan kepulauan di Indonesia bagian timur lainnya. Maka dapatlah disimpulkan bahwa teknologi sawah dengan sapid an kerbau sebagai penarik luku baru sempat disebarkan di pulau-pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa di Zaman Majapahit.

Disamping penggunaan ternak dalam bidang pertanian, ternak gajah dan sapi adalah ternak “kebesaran”, karena raja-raja Majapahit bila keluar istana dengan naik gajah  kehormatan atau naik kereta kerajaan yang ditarik sapi, seperti yang ditulis dalam berita-berita Cina.  Dengan demikian dapatlah dikatakan juga bahwa kereta kerajaan dengan kuda  sebgai ternak tarik baru muncul pada kerajaan-kerajaan setelah zaman Majapahit.


Mengatasi kebanjiran


Guna mengatasi banjir, melalui proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan pengerukan, rehabilitasi dinding sungai atau turap, dan pengadaan pompa pada 13 sungai dan lima waduk.

Menurut Deputi Tata Ruang dan Lingkungan Pemprov DKI, Achmad Harjadi, tumpukan sampah di aliran sungai menyebabkan pendangkalan sungai yang melintasi Jakarta. Akibatnya jika hujan turun terus menerus, akan terjadi luapan dan menyebabkan banjir.

"Studi kelayakan dan masterplan JEDI sudah kita siapkan. Banyaknya sampah yang membuat air sungai meluap, dan ini harus diperbaiki," ujar Achmad Harjadi, Selasa, 4 Oktober 2011.

Ada delapan sungai yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dalam JEDI tersebut yakni Kali Kamal, Kali Tanjungan, Kali Angke, Kali Cideng, Cengkareng Drain, Banjir Kanal Barat, Kali Sunter, Cakung Drain.

Sedangkan Pemprov DKI bertanggung jawab terhadap lima sungai dan lima waduk. Yaitu Kali Krukut, Kali Cideng-Tanah Sereal, Kali Jelakeng-Kali Pakin-Kali Besar, Kali Ciliwung Gunung Sahari, Sodetan Sentiong Sunter, Kali Grogol – Sekretaris. Sementara untuk waduk, ada Waduk Pluit, Waduk Melati, Waduk Sunter Utara, Waduk Sunter Selatan, Waduk Sunter Timur III.

"Proyek ini mampu mengurangi kawasan banjir sebesar 40 persen serta mengurangi korban banjir dari 2,6 juta orang pada tahun 2007, menjadi 1,6 juta pada 2010," tambahnya.

Untuk langkah pengerukan dan peninggian dniding sungai akan diikuti dengan pengembangan pengamanan trace di daerah hilir yang meliputi lima aliran sungai.

"Sungai di Cipinang, Sunter, Buaran, Jati Kramat, Cakung akan dialirkan ke Kanal Banjir Timur dan berfungsi sebagai koridor hijau," katanya.

Selain mengimplementasikan JEDI, Pemprov DKI juga akan melakukan mengembangkan sistem pengendali banjir di hulu yang berupa peningkatan daya tampung sejumlah waduk.

Seperti Waduk Ciawi yang akan menampung air dari sungai Ciliwung, Waduk Limo yang akan menampung air dari Sungai Pesanggarahan, Waduk Halim, Pondok Rangon dan Sunter Hulu yang akan menjadi tempat penampungan sungai Sunter jika terjadi luapan air. Sedangkan untuk situ yang akan dilakukan rehabilitasi antara lain Situ Mangga Bolong, Situ Babakan, Situ Rawa Dongkal dan Situ Cipondoh.

"Waduk dan situ mengalami pendangkalan dan maka perlu ditata ulang dan direhabilitasi sehingga bisa menjadi penampungan dan pengaturan air jika terjadi peningkatan debit air di sungai-sungai,” tambah Harjadi.

Pembangunan daerah hulu akan dibarengi dengan pengembangan dan rehabilitasi di daerah hilir sehingga bisa memperlancar aliran sungai yang melintasi Jakarta. Daerah hilir merupakan tempat keluar air yang menuju ke laut. Daerah hilir yang akan dilakukan revitalisasi antara lain, Polder Pluit, Polder Ria-Rio, Polder Sunter Timur 1B, Sunter Timur 2, Sunter Utara, dan Polder Marunda.

Pemprov DKI juga berharap ada dukungan dari pemerintah daerah penyanggah seperti Bogor, Depok, Bekasi, Tangerang, dan Cianjur. Karena itu, diperlukan koordinasi dan sinkronisasi regional Jabodetabekjur terkait dengan implementasi Perpres No. 54 tahun 2008 tentang Penataan Ruang Jabodetabekpunjur.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sepertinya tak peka dengan derita warga Jakarta dalam hal banjir. Seperti yang terjadi pada Senin malam, banjir di Jakarta membuat kemacetan luar biasa.

Berikut solusi yang ditawarkan tim ahli ITB Prof Syahril B Kusumah seperti dilansir akun twitter staff ahli Presiden bidang bantuan Sosial dan Bencana Alam Andi Arief, Selasa (26/10/2010):

Hujan Jabodetabek tidak merata dengan curah sedang-tinggi, 1 sampai dengan 3 jam. Karena tidak merata, maka air hujan mengalir ke sungai-sungai/kali yang jenuh, aliran drainage buruk, hingga aliran air terhambat.

Terhambatnya air hujan ini, berakibat pada tergenangnya jalan-jalan di wilayah Jakarta. Banjir Kanal Timur dan Barat sepertinya tidak mampu mengatasi banjir Jakarta ini.

Pembuatan situ-situ dan biopori, selain biaya sosioal-ekonomi tinggi, juga hanya akan mengatasi 20 persen saja potensi banjir Jakarta. Untuk mengatasinya dalam jangka pendek yang murah, yakni membersihkan drainase/sungai dari sampah/sedimen/pampetan lainnya.

Memberlakukan denda bagi yang membuang sampah sembarangan, dapat banyak mengurangi banjir Jakarta di Selatan. Hanya saja bisa membuat banjir Jakarta Utara, terutama jika pompa kurang, dan air laut sedang pasang atau rob.

Untuk mengatasi banjir Jakarta secara jangka panjang, yakni dengan mengoptimalkan banjir kanal timur dan barat. Membangun waduk di muara Jakarta akan mengurangi secara signifikan banjir Jakarta (hasil penelitian sdh disampaikan ke pemda jauh hari).

Dua sungai di Jakarta, Ciliwung yang membelah kota Jakarta dan kali Pasanggrahan yang tipis menyentuh kawasan Jakarta Selatan dan Tangerang persis seperti dua kali banjir kanal yang melintas di sisi timur dan barat kota Semarang.

Kali banjir kanal timur dan kali banjir kanal barat di kota Semarang mungkin bisa dijadikan contoh untuk penanganan banjir di Jakarta kalau Fauzi Bowo tidak malu dan berjiwa besar, mencontoh untuk kebaikan, untuk rakyat di Jakarta yang selalu dilanda duka akibat banjir kiriman dari Bogor yang terjadi setiap tahun.

Pembuatan kali banjir kanal timur di Jakarta yang proyeknya tersendat-sendat akibat pembebasan lahan, biaya dll mungkin tidak perlu dilanjutkan. Untuk mengatasi banjir di Jakarta cukup membuat talud di sepanjang Sungai Ciliwung dan Kali Pasanggrahan saja.

Pembuatan talud setinggi 8 meter sepanjang sungai Ciliwung dimulai dari kawasan yang topografinya mulai menurun dan merata hingga ke Laut. Tidak ada pintu air sepanjang talud sungai Ciliwung atau Kali Pasanggrahan yang akan menghalangi derasnya air sungai saat datang kiriman air dari Bogor, kecuali pintu air kecil yang digunakan untuk mengalirkan air ke Sungai Ciliwung pada saat air sungai tidak tinggi yang ditutup pada saat terjadi luapan air akibat hujan deras di kota Bogor.

Untuk keperluan mandi, cuci dan buang air bagi masyarakat yang bermukim di bantaran sungai ciliwung, cukup diberikan tangga naik  dari pemukiman dan tangga turun menuju permukaan sungai Ciliwung. Dengan konsep ini sungai Ciliwung di Kawasan Kota Metroplitan Jakarta akan terlihat rapi, ditembok semen dengan cor beton yang kuat sekuat cor beton Jalan tol layang.

Dibilangan Jakarta Utara seperti dikawasan Gunung Sahari misalnya, semua sungai ditinggikan taludnya termasuk jembatan-jembatan yang melintas diatasnya, sehingga tidak ada air sungai yang meluap ke jalan raya gunung sahari yang kerap digenangi air saat musim hujan. Pembuangan air disekitar Jl. Raya Gunung Sahari dibuatkan parit-parit kecil untuk buangan air rumah tangga dan perkantoran dimana parit-parit kecil ini bertemu pada titik terendah Jl. Raya Gunung Sahari di kawasan Mangga Besar atau Mangga dua misalnya. Kalaupun harus dialirkan ke sungai yang sudah ditinggikan taludnya, sebaiknya dibuatkan pintu air yang bisa ditutup saat air disungai sepanjang jalan raya gunung sahari meninggi.